Oleh : Manik Priandani
Aku bersyukur masih bisa melihat Bulan
Aku bersyukur masih bisa bernafas
Bulan tidak harus berwarna merah
Bulan tidak harus berbentuk bundar
Bulan tidak harus berukuran besar seperti tampah
Kulihat Bulan berwarna putih
Kulihat Bulan tak bulat sempurna
Kulihat Bulan samar membayang
Kulihat Bulan kecil di langit terang
Kuhirup udara ini dengan bebas
Sambil melihat ke atas
Bulatan putih terabaikan
Terdiam di pojok langit
Energi habis oleh geliat hidup
Aku masih melihat bulan redup
Aku masih diberi hidup
Bontang, 16 September 2011
Blog ini khusus puisi asli yang ditulis oleh Manik Priandani. Tidak nyontek siapapun. Tidak selalu mengikuti pakem puisi, karena menulis puisi sebenarnya bukan hobby-nya. Hobbynya adalah membaca dan tidur.
Jumat, 16 September 2011
DUNIA
Oleh : Manik Priandani
Di sini memang tak perlu bicara keadilan
Di tempat ini memang tak perlu keluh kesah
Di planet ini sekaligus tak perlu tanpa asa
Di bumi biru ini tak perlu menghitung serius
Di alam fana ini juga tak perlu terlena
Di sini tak perlu berlebihan
Di bagian alam semesta ini jangan tuntut keabsolutan
Dan di sini hanya perlu tuntutan keseimbangan
Dan suatu ketika perlu ikhlas melebihkan
Imbang dalam menghadapi kegembiraan dan kesedihan
Imbang dalam menyikapi keinginan dan ketakinginan
Imbang dalam melihat diri dan di luar diri
Imbang dalam menghadapi penerimaan dan penolakan
Imbang dalam menilai diri sendiri dan orang lain
Imbang dalam mengukur sesuatu dengan yang lain
Lebihkan antara nafsu baik dan buruk
Positifkan antara syukur dan kufur
Perbanyak selisih antara hak dan batil
Perlebar jarak antara kejelasan dan kesamaran
Pertegas batas antara ya dan tidak
Rasanya semuanya menjadi nyaman untuk dilalui
Karna ada batas yang tegas menentramkan
Walau godaan banyak melambai
Lambaian kemarahan
Lambaian kekufuran
Lambaian ketidaksyukuran
Lambaian penghujatan
Lambaian fitnah
Lambaian keiridengkian
Lambaian prasangka
Lambaian rajutan bisikan
(Aku berlindung kepadaMu ya Robbi
Dari bisikan maupun provokasinya
Hanya Engkaulah Yang Maha Kuat dan Maha Mengalahkan)
Bontang, 16 September 2011
Di sini memang tak perlu bicara keadilan
Di tempat ini memang tak perlu keluh kesah
Di planet ini sekaligus tak perlu tanpa asa
Di bumi biru ini tak perlu menghitung serius
Di alam fana ini juga tak perlu terlena
Di sini tak perlu berlebihan
Di bagian alam semesta ini jangan tuntut keabsolutan
Dan di sini hanya perlu tuntutan keseimbangan
Dan suatu ketika perlu ikhlas melebihkan
Imbang dalam menghadapi kegembiraan dan kesedihan
Imbang dalam menyikapi keinginan dan ketakinginan
Imbang dalam melihat diri dan di luar diri
Imbang dalam menghadapi penerimaan dan penolakan
Imbang dalam menilai diri sendiri dan orang lain
Imbang dalam mengukur sesuatu dengan yang lain
Lebihkan antara nafsu baik dan buruk
Positifkan antara syukur dan kufur
Perbanyak selisih antara hak dan batil
Perlebar jarak antara kejelasan dan kesamaran
Pertegas batas antara ya dan tidak
Rasanya semuanya menjadi nyaman untuk dilalui
Karna ada batas yang tegas menentramkan
Walau godaan banyak melambai
Lambaian kemarahan
Lambaian kekufuran
Lambaian ketidaksyukuran
Lambaian penghujatan
Lambaian fitnah
Lambaian keiridengkian
Lambaian prasangka
Lambaian rajutan bisikan
(Aku berlindung kepadaMu ya Robbi
Dari bisikan maupun provokasinya
Hanya Engkaulah Yang Maha Kuat dan Maha Mengalahkan)
Bontang, 16 September 2011
Label:
dunia,
planet bumi,
provokasi,
Sajak
Langganan:
Postingan (Atom)