Oleh : Manik Priandani
Berita
kepergianmu pagi ini
Sabtu, 15
Desember 2012
Pada
jam 06.30 WIB atau 07.30 WITA
Terdengar biasa
dan wajar
Usiamu pun telah
menjelang 95 tahun
Kuambil air wudhu
Kubasuh mukaku
Tak terasa air
mataku pun merebak
Meleleh...
Kutahan tak
bersedih
Nyatanya akupun
sedih
Terkenang ketika
beliau masih kuat
Masih mampu
menjengukku
Saat aku sakit
maupun senang
Membelikanku
pernak-pernik
Yang selalu aku
hilangkan
Dan beliau
belikan lagi gantinya
Tanpa ada rasa
bosan
Mengajakku berjalan
kaki ke sawah
Melalui hutan
bambu berhumus
Memanen lombok
dan tomat
Memetik bayam dan
memanen jagung
Untuk dibuat
sayur bening yang nikmat
Terasa nyaman
tidur di sebelahnya
Dengan bau kamar
beliau yang khas
Bau wangi
hazeline snow dan bedak marsk
Bercampur dengan
bau kayu cendana
Tangan halus
nyaman disentuh
Suara lembut saat
bercerita
Membuatku selalu
lelap di sisinya
Terbayang kemudian
Bagaimana kau
tabah
Menikmati
kesepianmu
Kesendirianmu
walau kau selalu ingin
Ingin
bercengkerama dengan kami
Anak, cucu, dan
buyut...
Kegiatanmu saat
sendiri
Membaca majalah
dan novel,
Dan mengisi TTS,
Merenung,
Dan menunggu
Kerabat datang
Duduk di kursi
kayu
Menghadap halaman
samping rumah
Yang kadang terlihat bunga anggrek
Kadang bunga
mawar dan soka
Dan langit di
sana
Kadang terlihat
cerah
Kadang terlihat
mendung
Ke mana dan kapan
mereka datang
Anak, cucu,
buyut, saudara dan teman-teman
Teman-temanmu
seangkatan
Teman
bercengkerama
Guyonan,
Mengingat masa
muda dulu
Tentang lagu
kesukaan....Terang Bulan
Tentang bintang
idola....Gregory Peck
Ke mana melancong
di malam minggu
Siapa teman ke
Pasar malam
Puluhan tahun
lalu
Telah pergi satu
persatu
Meninggalkanmu
sendiri
di dunia ini
Saudara kandung
Saudara sepupupun
Tlah tiada
Anak, cucu, dan buyut
Sibuk dengan kegiatan dunia
Bergelut dengan nasib dan kehidupan
Aku menunggu
Apakah mereka akan datang
Dan menemaniku
Namun semua hal yang mereka bicarakan
Jauh dari kesenangan yang kurasakan
Mereka sudah memiliki dunianya sendiri
Dan kaupun merasa
demikian
Sepi....
Kau tunggu waktu
Kau hitung hari
Dan kini
Malaikat-malaikat itu pun datang
Dengan wajah-wajah teduh dan tenang
Walau begitu tetap membuatku gelisah
Tetapi aku harus tetap pasrah
Karena memang ini kehendak Allah
Selamat datang para malaikat
Sekarang aku telah siap
Kukenang betapa banyak cerita dunia
Yang rasanya hanya kujalani sekejap
95 tahun tak terasa demikian cepat
Sugeng tindak
Mbah Weru
Sugeng menghadap
Sang Khalik
Semoga kebahagiaan
abadi menyambutmu
Sampai bertemu
lagi
Di usia yang sama 35 tahun
Di padang
keadilan nanti
Amin ya robbal
a’lamin.
Cucumu, Manik
Priandani
(Untuk Eyang Putriku (Ibunya Ibuku) : Sumari, lahir tanggal 16 Juni 2018, wafat tanggal 15 Desember 2012, jam 06.30 WIB di Semarang)
(Untuk Eyang Putriku (Ibunya Ibuku) : Sumari, lahir tanggal 16 Juni 2018, wafat tanggal 15 Desember 2012, jam 06.30 WIB di Semarang)
Bontang, 15
Desember 2012, Menjelang Dhuhur.